Mengenal Kapal Pembersih Sampah Neon Moon 2 Sumbangan Coldplay

Kapal pembersih sampah yang disebut dengan Neon Moon 2 yang disumbangkan band asal Inggris Coldplay bersama The Ocean Cleanup telah tiba di sungai Cisadane, Tangerang.

Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan pembersihan dari pencemaran sampah perairan di Indonesia. Kapal berjenis interceptor ini telah berada di Sungai Cisadane Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, sejak Senin, 27 September 2023.

The Ocean Cleanup adalah organisasi nirlaba yang didirikan anak muda asal Belanda bernama Boyan Slat. Sebelumnya, The Ocean Cleanup sudah lama hadir di Indonesia.

Sejak 2019, The Ocean Cleanup bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta di Indonesia untuk menyumbang kapal pembersih sampah.

Baca Juga : Memahami Greenwashing Beserta 5 Contohnya

Bernama Interceptor 001, kapal pembersih tersebut beroperasi di Cengkareng Drain, Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Coldplay juga dikenal sebagai salah satu band yang berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan.

Spesifikasi Kapal Pembersih Sampah Neon Moon 2 

Melansir The Ocean Cleanup.com, kapal pembersih sampah Neon Moon 2 atau Interceptor secara keseluruhan memiliki panjang hingga 24 meter.

Kapal ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pembersihan dan pengambilan sampah dari perairan. Oleh karena itu, sekitar 50 persen lebih bagian kapal ini diperuntukkan untuk sampah.

Sebagai sebuah kapal pembersih sampah, Neon Moon 2 juga dilengkapi dengan beragam fitur canggih yang dibuat untuk mengoprasikan kapal secara otonom. Di antaranya seperti conveyor belt, pesawat udara kecil, lampu, sensor hingga transmisi data.

Tak hanya itu, Neon Moon 2 digerakkan oleh tenaga baterai lithium ion yang dapat diisi ulang dengan menggunakan tenaga surya melalui panel surya yang terdapat di bagian atas kapal. Dengan ini, Neon Moon 2 tak menghasilkan polusi udara saat pengoprasiannya.

Dalam pengoprasiannya, Neon Moon 2 akan berada di aliran-aliran sungai untuk mencegat sampah hanyut ke lautan. Sampah yang mengalir akan masuk ke dalam kapal.

Baca Juga : Menelaah Sejarah Revolusi Hijau

Lalu, sampah yang sudah terisi penuh akan diangkut oleh pesawat untuk diletakan di dashboard yang telah tersedia di lambung kapal.

Setelah kapasitas sampah penuh, Neon Moon 2 otomatis akan mengirimkan pesan ke kapal kecil yang berlabuh di pinggir perairan untuk mengambil sampah di dalam Neon Moon 2 untuk kemudian diangkut ke kapal tongkang.

Kapasitas Kapal Pembersih Sampah Neon Moon 2

Kapal pembersih sampah ini mampu mengangkut sebanyak 6 ton sampah yang berada di sungai Cisadane. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid.

”Kapal pembersih sampah ini kapasitasnya 6 ton per hari. Yang mana, otomatis dengan ini, permasalahan sampah di sungai bisa teratasi,” kata Rasyid.

Harga Kapal Pembersih Sampah Neon Moon 2

Kapal Pembersih Sampah Neon Moon 2 saat ini masih belum beroperasi dan masih berlabuh. Kapal dengan ukuran panjang sekitar 24 meter yang beroperasi tanpa awak itu nantinya akan dioperasikan pada Januari 2024 mendatang. Kapal dengan harga sekitar 12 Miliar itu dapat menampung kurang lebih enam ton sampah plastik dari Sungai Cisadane yang selanjutnya akan dibawa ke penampungan sampah untuk diolah kembali.

Profil Cisadane, Sungai Tercemar di Kota Tangerang

Mengutip PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, Sungai Cisadane merupakan sungai yang memiliki panjang 126 km dan melintasi Kota Tangerang.

Dulu, Sungai Cisadane dimanfaatkan para pedagang Tionghoa untuk berlayar masuk ke pedalaman ke daerah Tangerang. Sungai Cisadane memiliki luas sekitar 154.654 ha dan meilntasi sebanyak 44 kecamatan di 5 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan.

Dari bagian hulu hingga sampai Tangerang, Sungai Cisadane memiliki tebing sungai yang terjal dan dalam. Namun, selepas Tangerang menuju muara, tebing Sungai Cisadane kian rendah, dan aliran Sungai Cisadane mulai melebar.

Aliran Sungai Cisadane berasal dari anak-anak sungai yang berhulu di lereng Gunung Pangrango dan Gunung Salak di Bogor. Nama Sungai Cisadane berasal dari bahasa sansekerta ‘sadane’ yang berarti kerajaan dan bahasa Sunda ’ci’ yang berarti air. Jadi, Sungai Cisadane diartikan sebagai air istana kerajaan.

Versi lain diungkapkan oleh Abah Mustayah, seorang budayawan Tangerang, yang menyatakan jika “cisadane” berasal dari bahasa Sunda yang berarti air yang riaknya gemuruh.

Hal tersebut dikarenakan dahulu arus air sungai tersebut sangat deras dan bersuara gemuruh. Sungai Cisadane juga terdapat sebuah cerita misteri tentang buaya putih, konon dulu buaya putih pernah muncul menjelang banjir besar sekitar tahun 1932.

Aliran air Cisadane dimanfaatkan sebagai produksi air bersih yang memasok Tangerang, pusat irigasi, serta pengendali banjir. Pemanfaatan Sungai Cisadane, menjadi penyedia air bersih, mulai dilakukan sejak tahun 1930-an oleh Hindia Belanda.

Selain sebagai pemasok kebutuhan air bersih, Sungai Cisadane juga dimanfaatkan untuk perayaan festival lokal di Tangerang, yaitu Festival Cisadane yang ada sejak 1995.

Namun, keberadaan Sungai Cisadane terancam oleh tumpukan sampah. Melansir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sungai Cisadane tercemar limbah domestik, industri, peternakan, pertanian, prasarana dan jasa, serta perikanan.

Lembaga pemerhati lingkungan sekaligus komunitas peduli sungai Cisadane, Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) Foundation menyatakan sungai yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten itu tercemar mikroplastik, sampah plastik tak kasat mata.

Banksasuci merilis kerusakan baku mutu air di aliran sungai Cisadane yang disebabkan oleh pencemaran mikroplastik di sepanjang aliran sungai itu.

Pendiri Banksasuci Ade Yunus mengatakan baku mutu air di Sungai Cisadane yang melintasi wilayah Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, sudah sangat rusak.

Pihaknya juga mendapati puluhan ribu kilogram sampah plastik dari perangkap sampah yang dipasang di beberapa titik aliran sungai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *