6 Cara Mengatasi Darurat Kebakaran Hutan Indonesia

Hutan & Laut63 Views

Kebakaran hutan dan lahan atau yang sering kita sebut karhutla merupakan masalah yang terus berulang, terutama selama musim kemarau.

Akibat terjadinya karhutla banyak hutan di Indonesia yang mengalami kerusakan dan kehilangan keanekaragamannya. Selain itu Karhutla juga menyebabkan timbulan asap yang parah bagi masyarakat sekitar dan negara tetangga.

Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) ada 119.731 titik panas di lima provinsi sepanjang bulan September 2023.

Baca Juga : 9 Manfaat Hutan Bagi Kehidupan Manusia

Oleh karena itu, kiranya perlu perhatian serius untuk menangani dan mencegah bencana karhutla dengan mendukung pihak terkait melakukan upaya lebih serius.

Kebakaran Hutan dan Lahan

Ketika musim kemarau Indonesia menjadi langganan karhutla. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim bahwa lebih banyak karhutla yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh manusia daripada faktor alam. Pihak yang tidak bertanggung jawab biasanya memanfaatkan musim kemarau untuk membuka lahan perkebunan dengan dalih meningkatkan aktivitas ekonomi.

Pada bulan Agustus lalu, karhutla di Indonesia mencapai puncaknya. Menurut Yayasan Madani Berkelanjutan, luas Area Indikatif Terbakar (AIT) total mencapai 262 ribu hektare (ha) dari Januari hingga Agustus 2023, melampaui luas AIT tahun sebelumnya, yang berjumlah 204 ribu ha. Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan AIT 30 kali lipat pada bulan Agustus dibandingkan Juni 2023. Dari sepuluh provinsi yang memiliki AIT terluas, Aceh dan Papua, belum menetapkan status Siaga Darurat Karhutla.

Karhutla juga sering dikaitkan dengan pembukaan lahan ilegal. Yayasan Madani Berkelanjutan melaporkan bahwa jumlah izin lingkungan yang dikeluarkan meningkat ratusan kali lipat selama tahun politik.

Indikasi tambahan menunjukkan bahwa selama periode tersebut, jumlah AIT telah meningkat di wilayah izin dan konsesi perkebunan sawit.

Baca Juga : 7 Cara Mengelola Sampah Rumah Tangga dengan baik

Luas AIT di konsesi perkebunan sawit meningkat 24 kali lipat, di area Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan Alam (PBPH-HA) meningkat 17 kali lipat, di PBPH-HT (hutan tanaman) dan konsesi minerba masing-masing meningkat 15 kali lipat, dan di konsesi migas meningkat 10 kali lipat.

Di sisi lain, Fenomena El-Nino juga terjadi di Indonesia, yang tentu dapat menyebabkan kekeringan dan memperparah karhutla.

Fenomena ini secara historis menyebabkan karhutla dengan skala yang luas, dengan area terbakar mencapai 2,6 juta ha pada 2015 dan 1,6 juta ha pada 2019.

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan

Karhutla memengaruhi kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah salah satu gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh asap karhutla. Asap karhutla menyebabkan 189.111 kasus ISPA di Kalimantan Selatan dari Januari hingga September 2023, menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.

Selain itu, asap karhutla menyebabkan peningkatan timbulan emisi, yang menyebabkan perubahan iklim menjadi lebih parah. Sebagai hasil dari karhutla, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), emisi karbon Indonesia pada tahun 2021 akan mencapai 41,4 juta ton CO2e.

Pada tingkat ekonomi, karhutla menyebabkan kerugian yang diperkirakan mencapai USD16,1 miliar pada tahun 2015, dua kali lipat dari biaya rekonstruksi Provinsi Aceh setelah tsunami 2004, dan setara dengan 1,9 persen dari PDB Indonesia.

Baca Juga : 10 Cara Mengurangi Sampah Plastik Dengan Cepat

Karhutla menyebabkan kerusakan lingkungan, kesehatan, dan ekonomi, dan berpotensi mengancam stabilitas negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

6 Cara Mengatasi Darurat Kebakaran Hutan Indonesia

Seluruh stakeholder terkait harus bekerja sama dan bekerja cepat untuk mencegah dan menangani karhutla. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), memiliki Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang dikenal sebagai tim Manggala Agni. Per 2017, 1.980 anggota Manggala Agni berada di 37 lokasi operasi. Jumlah karyawan tersebut mungkin terlalu kecil mengingat luasnya wilayah Indonesia.

Selain itu, pemerintah meresmikan Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas Tingkat Regional ASEAN (ACCTHPC), juga dikenal sebagai Pusat Koordinasi Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas Tingkat Regional ASEAN, di Jakarta pada 5 September 2023. Namun, di tengah ancaman karhutla yang semakin meningkat, relevansi lembaga ini masih perlu dievaluasi.

Untuk mencegah dan menanggulangi karhutla di Indonesia, Madani Berkelanjutan menyarankan hal-hal berikut:

1. Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) adalah salah satu contoh tindakan pencegahan karhutla yang mempertimbangkan kebutuhan masyarakat.

2. Menghentikan pemberian izin untuk ekosistem gambut dan hutan alam sepanjang tahun politik 2024 dan memeriksa izin yang tumpang-tindih.

3. Meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum di wilayah izin dan konsesi dengan fokus pada izin perkebunan sawit, PBPH-HT, dan izin migas.

4. Memasukkan pemadaman dan penanganan asap di wilayah ekosistem gambut yang terindikasi terbakar ke dalam Peta Prioritas Restorasi Gambut pada tahun 2024.

5. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di daerah dengan akumulasi AIT yang paling tinggi.

6. Menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla di Aceh dan Papua.

Nah, demikian pembahasan kali ini, sampai jumpa pada pembahasan selanjutnya.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *